KEHIDUPAN SANTO PAULUS
Kelahiran dan Pendidikan
Santo
Paulus lahir di kota Tarsus pada masa kekristenan awal. Tarsus adalah ibukota
Kilikia, berbahasa Yunani dan Romawi atas kemauan kaisar. Ada pembedaan dari
keuntungan komersial kurang lebih dari karya-karya kesusastraan, kota yang
mempunyai mata uang logam yang membanggakan Negara dengan meterai kesombongan
“Pertama, terutama dan Terbaik” yang berarti “kota pendidikan.” Seperti pusat
perdagangan di dunia Yunani-Romawi, yang telah menjajah Yahudi sampai pada masa
depan ketika sang rasul ini lahir. Nampak bahwa anak itu diberi dua nama
sekaligus ketika ia dilahirkan: Saul,
sebuah nama terhormat dalam suku Benyamin yang dimilikinya; dan Paulus, diambil dari kewarganegaraan
Roma yang diwarisinya. Bagi sebuah propinsi dengan kewarganegaraan yang penuh
mendapat privilese khusus, memberi layanan dan jasa baik kepada perkara Roma
atau memperoleh seorang figure yang susbtansial. Pendidikan awal dari Saul dalam lingkup tradisional, dan tidak
mungkin dia mengikuti sekolah-sekolah
umum di Tarsus. Namun dia tidak sama sekali luput dari pengaruh penyembahan
berhala dan kota yang makmur itu. Kuil-kuil dan tempat-tempat teater yang
banyak di luar, bagian yang didiami oleh
bangsanya, kutipan-kutipan yang popular terlihat dalam tulisan-tulisannya;
perihal perdagangan, atletik dan perang mungkin sudah mendasari ingatannya pada
masa kanak-kanak. Bersama dengan 2 nama
tadi, ia memiliki 2 bahasa dari masa mudanya: Aram yang menjadi bahasa rumah
dari orang Yahudi yang tepat d tanah Asia, dan bahasa Yunani sebagai bahasa di
sinagoga di dunia Laut Tengah. Ia segera berkenalan dengan bahasa Yahudi. Untuk
tujuan lulusan sebagai seorang kepala
hukum, ia dikirim ke Yerusalem untuk menyelesaikan studinya. Mungkin dari
beberapa anggota keluarganya bertempat tinggal di kota kudus. Di mana pada
belakang sebuah panggung kakak laki-lakinya menulis riwayat hidupnya.
Sekolah-sekolah Hillel dan Shammai- dua Yahudi dari masa Herodian-waktu itu
dalam kekuasaan, dan terlebih dahulu Saul ikut serta dalam bimbingan Gameliel
I. Ia beruntung sebagai seorang guru yang Misnah memuji dan mempunyai reputasi
dari Santo Lukas yang bergemah, (Ac 5:34). Lagi perhatian waktunya untuk
membiayai sekolah-sekolah pada ucapan manusia dari pada sabda Tuhan, dulu Saul
berada di bawah Gameliel, tak ada bandingnya ilmu pengetahuan Heb. Adat dan
pengetahuan dan sendiri membuat argumentasiya aneh orang-orang Yahudi dengannya
berakhir untuk menyampaikan pesan kristiani kepada teman sebangsanya. Dan
bagian dari pengetahuan ia telah memelihara kharisma dari rumah yang terus
membakar semangat untuk keutuhan ajaran dan kebiasaan terhadap ketaatan yang
keras dari pembuatan mosaik undang-undang. “sebagai kebenaran dalam mentaati Hukum
Taurat aku tidak bercacat (Flp 3:6b)”. Suatu waktu sebelum dibaptis dia
memperlihatkan bagian kiri Yerusalem, di mana gerakan Yesus lebih dan
mendominasi. Bertahun-tahun Pilatus menggabungkan dalam sejarah hidup Saul. Ia
dapat menyebarkan berita melalui tulisannya yaitu dengan memberikan penyimpulan
mulai dari pengabdian masa remajanya
untuk memperoleh pengetahuan secara
penuh dari hukum dan untuk berkembang lagi dan ia terus berjalan sampai diberi
keputusan oleh gurunya di Yeusalem. Ia memiliki semangat untuk mencari jalan
keluar di sebuah sekolah militer tradisional di Sinagoga dan ia memiliki
nasehat sebagai seorang ahli Sanhendrin dari Tarsus dengan dia tidak sebagai
anggota dalam sebayanya. Dari penampilan kepribadiaannya terpisah dari
gambaran tindakan-tindakan Apokrif
Paulus dan Thecla: seorang yang
sedikit tinggi, rambutnya halus di kepala, berkaki bengkok, keadaan tubuh yang
baik, dengan bermata coklat, hidung agak bengkok; penuh rahmat, kadang-kadang
ia menampakkan diri seperti seorang manusia, dan kadangkala ia memiliki wajah
seperti seorang malaikat. Banyak penulis berpikir bahwa mereka menemukan dalam
tulisan Santo Paulus dalam hitungannya Santo Lukas jelas bahwa ia menderita
penglihatan yang dekat atau dari satu penderitaan mata. Seperti ‘duri di dalam
daging’ dari 2Kor 12:7 mengandung arti, menurut banyak, bentuk penyakit fisik,
tentang yang sulit kepada yang tepat (cf
894 d). Dalam tulisan moderen menurut bapa-bapa Latin dapat memberi
arahan tentang sakit kepala yang terbagi diantara Epilepsi dan Malaria. Tetapi
penyakit apa saja yang menarik untuk menyampaikan itu guna mencapainya dan
menyelesaikan dengan baik, tetapi dalam suatu rasa irihati ketidakmamapuan
menyesahkan banyak korban. Pertobatan Dan Misi :Sementara Saul menanti di Tarsus, kala
kejadian di Palestina. Mesias telah datang, ia berkotbah yang menunjuk pada
penolakan atas dirinya sendiri. Muridnya sendiri mengadili gurunya atas
kematian yang nantinya akan dialami oleh gurunya, pada saat menampakkan dirinya
dan berubah bentuk dalam bentuk pancaran Roh Kudus. Sejauh dalam pengetahuan
bahwa bangsa Yahudi membuat sebuah kesalahan yang tragis dengan menolak mesias.
Mereka sendiri mempersiapkan secara
keliru untuk pertobatan bangsa Israel kepada Tuhan dan Penyelamat. Tetapi
pemimpin Yahudi tidak mengikuti nasehat para orang Galilea tetapi justru lebih
terarah pada keinginan mereka untuk mengadakan sebuah penolakan pada Injil yang
baru. Kotbah dari pelayan mudah mengarah pada sebuah kedudukan untuk kemajuan.
Bangsa Yahudi memperdebatkan dengan
Stefanus dan beberapa orang di Sinagoga orang Kilikia, dan Saul mungkin
mengikuti mereka yang terjadi pada saat puasa dengan melakukan tindakan
penolakan yang telah memuncak dalam usaha atau percobaan sebelum beranjak
menuju pada para dewan. b. Pembicaraan Stefanus dan hukuman mati. Dalam
keyakinannya, Saulus menjaga dan memelihara jubah-jubah itu, dan orang-orang
melempari Stefanus dan secara bersamaan mengakui kematiannya. Saulus setuju
bahwa Stefanus mati dibunuh (Kis 8:1). Kaum pogrom melihat Saulus yang
muncul dalam tugas sebagai inkuisitor, perampasan sinagoga-sinagoga dan
penyerbuan tempat-tempat suci dari kaum lokal yang merupakan suatu masa kelam
dan suram, semuanya itu demi mendapatkan satu agama baru. Walaupun dia dipenuhi
dengan sebuah extirpation local, ia
akan menjangkau Damaskus yang jauh itu, yang memikirkan orang-orang Kristen
yang melarikan diri, adanya pembakaran dan kegusaran yang terjadi di Yerusalem.
Adanya tulisan-tulisan dan surat-surat
iman dari imam agung dan seorang
pengantar yang menyebarkan ke utara secara cepat dan suatu pencapaian yang
ajaib di tengah hiruk-pikuknya suatu kepercayaan yang sangat menyiksa (para
pengikut Kristus merasa disiksa). Santo
Lukas sangat dihormati sebagai tokoh yang sangat penting dalam sejarah hidup St
Paulus yang dibuktikan oleh keadaan dimana ia menceritakan sebanyak 3 kali:
pertama dalam kata-katanya sendiri (Kis 9:1-19), kedua oleh Paulus (Kis
22:3-21) dan (Kis 26:9-19). Dengan cara yang berbeda Lukas menggunakan dan
sumbernya. Karakter supranatural dari perubahan merupakan tempat seluruh alam
layak di ragukan oleh berbagai rincian dan pernyataan sejarah dari kisah para
rasul sebagaimana oleh kesaksian St. Paulus dan tradisi Gereja. Kritik
rasionalis mendorong untuk menemukan suatu penjelasan bagi peristiwa yang
selaras dengan pertimbangan ide mereka sebelumnya, dan banyak yang memakai
pandangan Rene Descartes yaitu bahwa Paulus hanya mengakui Yesus sebagai anak
Allah. Pendapat lain mengatakan bahwa Saul, dibawah tekanan perasaan
membayangkan, Ia melihat Dia yang dipercayai oleh orang Kristen, telah bangkit
dari mati. Tanpa Santu Paulus, bagaimanapun, penulis kisahnya tidak menyimpan
sedikitpun bekas yang dinyatakan sebagai perasaan mendesak. Saul telah
bertindak “dalam ketidaktahuan dan
ketidakpercayaan” semuanya itu telah kulakukan tanpa pengetahuan yaitu di
luar iman (1Tim 1:13) dan sungguh meyakinkan bahwa ia telah
melakukan banyak hal melawan Yesus (Kis 26:9). Ananias dengan terbuka
mengatakan bahwa Yesus telah menampakkan diri kepada Saul di Jalan (Kis 9:17)
dan Barnabas menceritakan kepada para para rasul bagaimana Saul melihat Tuhan
dan bagaimana Tuhan berbicara Kepadanya (Kis 9:27). Saulus sendiri tentu telah
melihat Kristus, kemudian dipertanyakan juga tentang statusnya sebagai rasul
(1Kor 9:1) dan kedudukan yang sama dengan Petrus, Yakobus dan keduabelas rasul
lainnya (1Kor 15:18). Bila Kristus tidak benar-benar menampakan diri kepada
Saul dalam perjalanan ke Damascus, lalu Saul yang mengatakan bahwa ia telah
melihat Yesus, salah satu keinginan untuk mencurigai pendegarannya atau
penipuan dirinya. Tak seorangpun menganjurkan bahwa ia dengan sengaja menipu,
dan kasus bagi penipuannya di keluarkan oleh fakta pernyataan dari kisah para rasul
juga kekuatan dan ketetapan dari perubahan karirnya. Tentu saja itu akan
menjadi ganjil bila menciptakan imajinasi atau mengawetkan hidup dari rasul orang-orang
kafir. Banyak yang menulis mengenai “persiapan kejiwaan” dari rasul sebagaimana,
bila ia telah lama dipengaruhi oleh keindahan kekristenan dan kepahlawanan Stefanus.
Tetapi apapun pengaruh doa Stefanus”Si
Stephanus non Orasset Ecclesia Paulum non habuiset”, ini sangat sulit untuk
memberikan seberapa besar kepentingan “Persiapan kejiwaan” dalam daftar
kesaksian kisah para rasul dan surat-surat yang mana mewakili perubahan yang
mengejutkan dan tanpa terduga. Di dalam kota Damaskus, kemana ia dibawa oleh
teman-temannya Saul menerima jabatan; mengambil bagian untuk membawa nama Yesus
ke hadapan kaum kafir, raja-raja dan anak-anak Israel’ (Kis 9:15). Pada tingkat
ini ia merasa bahwa hanya nama Yesus adalah nama yang menyelamatkan.
Memperjuangkan kecemburuan hukum memperlihatakan sama sekali cahaya ketidakberdayaan
sebagai alat penyelamatan dan menjadi keyakinan bahwa manusia tidak akan
diselamatkan kecuali melalui iman di dalam Kristus yang telah disalibkan dalam
nama hukum. Menarik bahwa sabda yang ia dengar dijalan ke Damaskus “Saya adalah
Yesus yang kau aniaya itu”(Kis 26:15) diabadikan sebagai doktrin yang ia buat
secara khusus, diakuinya bahwa iman membuat kita menjadi satu tubuh yang mana
Yesus adalah kepala hingga waktu penebusan atau penyelamatan kita. Ketika ia
telah pulih kembali dari siksaan berat dan dibaptis oleh Ananias, ia menarik
diri (menyendiri) untuk suatu waktu ke Arab (Gal. 1:17). Kembali ke Damaskus ia mengajar sifat
keputraan dan karakter mesianis dari Yesus di sinagoga-sinagoga. Tetapi orang-orang
Yahudi tidak mau diajak untuk berpikir dengan seorang pengkhianat dan dalam
sebuah upaya untuk membunuh dia mencari bantuan dari para prajurit Ethnarch dari Aretas. Ketika itu para
murid mengambilnya dan melepaskannya turun
dalam sebuah keranjang melalui sebuah jendela pada tembok. Ia pergi ke
Yerusalem untuk bertemu dengan Petrus dan ada kesulitan mengatasi
kecurigaan dimana ia ditahan oleh
beberapa orang Krsiten. Tetapi Yoseph Barnabas “seorang yang baik” menjamin dia
kepada Rasul, dan 15 hari persahabatan dengan pemimpin mereka yang dengan jelas
menunjukkan bahwa Saul juga ada di
antara para Rasul. Sebuah penglihatan yang menurutnya di bait ia mendapat
penerangan lebih lanjut berkenaan dengan masa depan karyanya dan ia
meninggalkan Tarsus. Waktu yang panjang itu
telah mengizinkannya untuk menyampaikan
perubahannya dan panggilan resminya untuk berkarya mewartakan keempat
Injil yang memberi kepadanya pengertian yang luas ke dalam jalan
penyelenggaraan pada satu sisi dan karya-karya rahmat dalam hati umat pada sisi
yang lain, dengan demikian menjadi sebuah persiapan yang sesuai demi pengajaran
yang resmi kepada satu dunia yang tidak peduli terhadap penyelenggaraan Allah
sehingga tidak menyadari wahyu Ilahi/ilham Tuhan. Permulaan pewartaan kepada
dunia kafir sangat menarik rasa ingin tahu. St Petrus dengan tepat telah
mengambil langkah-langkah pertama sebagai pedoman untuk menerima Kornelius ke
dalam Gereja, tetapi dia telah membuat apa yang bagi orang Kristen Yahudi
mengenai sulitnya menunjang apa membuktikan keadaan-keadaan bahwa dia telah membenarkan tindakannya saat
kedatangannya kembali ke Yerusalem. Di Antiokia, di Orontes, seorang kepala
Negara dunia Yunani-Romawi, orang Kristen pengungsi, yang tidak sah, telah
beralih untuk menyebut diri mereka sebagai kafir, dan dengan sebuah langkah
yang wajar untuk berhasil. Barnabas telah mengirim dari Ibu-Gereja untuk
membantu perkembangan yang utama dari komunitas non Yahudi awal, dan telah
terpenuhi bahwa di sana ada sebuah medan
pewartaan yang luas, dia telah aman untuk melayani dengan Saul yang telah
ditolong beberapa tahun sebelumnya yang telah tidak disadarinya. Berkat upaya
kesatuan mereka, Sabda Tuhan semakin meningkat dan para murid menjadi cukup
banyak dan menarik perhatian publik. Di
sinilah mereka pertama disebut Kristen (Kis 11:26). Barangkali itu adalah waktu itu bagi Saul,
sebuah suruhan/pesanan tentang belaskasih di Yerusalem, menjadi penerima penglihatan
dan wahyu yang dia tunjukan dalam 2Kor 12:1-4. Tetapi Antiokia adalah
dasar dan kemudian terlepas oleh Roh
Kudus, dia berlayar dalam perjalanan misionaris pertama. 703a. Perjalanan Misi Yang Pertama :Rencana perjalanan adalah melalui Siprus (rumah-pulau Barnabas), Perga
di Pamfilia, dan kota-kota Galatia Antiokhia, Ikonium, Listra dan Derbe. Ini seharusnya dicatat bahwa dalam
perjalanan ekspedisi pimpinan
partai, sampai saat diarahkan oleh Barnabas, diteruskan ke Paulus, nama yang digunakan
penulis biografinya dari titik
ini dan seterusnya. St Jerome berpendapat bahwa pergantian nama mengingatkan
kembali kemenangan atas Sergius
Paulus, dalam banyak cara yang sama seperti disebut Scipio Africanus
dari penaklukan Afrika. Pengabaian orang-orang
Yahudi untuk menerima Injil
ditanggungkan pada Paulus pada tahap awal upaya misionarisnya: "memang kepada kamulah
firman Allah harus diberitakan lebih dahulu, tetapi kamu menolaknya dan
menganggap dirimu tidak layak untuk beroleh hidup yang kekal. Karena itu kami
berpaling ke bangsa-bangsa lain. "(Kis 13:46). Meskipun
ditentang, karya para misionaris
itu bukan tanpa buah
untuk Tuhan berdiri di dekat
mereka dan memberikan kesaksian dengan mukjizat untuk kata-kata yang menyatakan rahmat-Nya. Mereka
mengunjungi kembali komunitas-komunitas
yang telah mereka dirikan dan mengkonsolidasikan pekerjaan dengan
mengangkat para imam ('elders', Ac 14:23, RSV) di setiap Gereja. b. Sunat dan Mosaic ibadat/perayaan
– Sorak-sorakan menyambut
kembalinya delegasi ke Antiokhia menjadi sangat singkat, bagi 'beberapa orang datang dari Yudea dan mengajarkan
kepada saudara-saudara, "kalau
kalian tidak disunat menurut adat
Musa, Anda tidak dapat
diselamatkan"'. (Kis 15:1). Ini sulit untuk
dinyatakan dalam istilah-istilah yang
tepat segi-segi dari masalah itu yang sekarang mempersulit St. Paulus
dan berlanjut selama satu dekade (tapi lihat comm. Pada
Gal *** 895eh,
897e) mengganggu gereja-Nya.
Dia mendirikan komunitas-komunitas
di Southern Asia Kecil atas dasar kesetaraan mutlak
Yahudi dan bukan Yahudi: untuk menjadi
anggota penuh Gereja Kristen iman dan baptisan saja yang diperlukan. Yang
lain – nama 'Yudais'
dibuat untuk menunjuk mereka – menyatakan/mempertahankan bahwa keanggotaan tersebut tidak lengkap dan bahwa sunat yang diperlukan sama baiknya dengan baptisan demi kepemilikan penuh hak-hak istimewa dari negara Kristen. Beberapa hal itu kemungkinan
lebih mudah beredar di Palestina: Injil orang-orang Palestina - yang menurut St Matius
- mewakili Yesus
sebagai kesempurnaan hukum, bukan
meniadakan/membatalkan (5:17). Yesus
sendiri disunat: dan Gereja Yerusalem, di bawah
bimbingan Jakobus saleh, tidak berhenti, meskipun
dalam penganiayaan, berharap untuk memenangkan orang-orang Yahudi ke Kekristen atas dasar tunggal menerima Yesus
sebagai Mesias. "itu
merupakan satu hal untuk membiarkan
sekelompok kecil orang kafir Yahudi
diterima ke Gereja
tanpa sunat sebagai akibat
dari campur tangan ilahi yang nyata, tapi menenangkan yang lain untuk
memiliki banyak orang memasuki Gereja pada
kondisi iman yang sederhana di
seluruh dunia (Lattey , WV 2, 218) c. untuk Paulus suatu persoalan tentang sebuah
kebijaksanaan (aturan) harusnya bersifat prinsipil. Penerimaan aturan atau
tuntutan Yudaisme untuk melakukan suatu NUGATORY dalam misinya yang besar dan meluas di luar orang-orang bukan
Yahudi, dan untuk menempatkan suatu harapan akan pencapaian kepada hidup
kristiani. Tetapi semua di atas adalah pernyataan-pernyataan yang berbenturan
dengan tata aturan bangsa yahudi yang merupakan pusat dan awal munculnya
injil-kabar gembira. Penyangkalan dengan implikasi yang intrinsic yang sangat
berfaedah dating dari salib. Untuk keutuhan bangsa atau untuk mendirikan atau
mempertahankan bangsa atau rasial prerogative di dalam kekristenan (gereja
kristen) akan penghinaan. Pada dasarnya bahwa Kristus wafat untuk semua tanpa
membedakan satu dengan yang lain. Dan dalam terang pengalaman yang mesra akan
kedua hal ini terjadi sebelum dan sesudah perubahannya, kepenuhannya ada pada
sebuah agama. Hal itu yang menjadi alasan kuat secara hukum dimana tidak akan
pernah manusia dibawa kepada Tuhan. Untuk pergerakan kembali melihat pada
keadaan kacau balau (tidak tenang), merupakan suatu bagian terpenting dari
suatu cara yang sangat bijaksana untuk pergi ke Yerusalem dan berunding tentang
Ibu Gereja. Paulus dan Barnabas hadir di komunitas Anthiokia yang mana berusaha
untuk mendirikan dan menegakan kebebasan hukum. Di dalam Galatia ada
perbincangan tentang relasi bersama yang dapat dibuktikan dalam Kisah Para
rasul 11 dan 15 dan Galatia 2. Di kota suci Paulus juga dikenal sebagai rasul
yang memperoleh persetujuan rasuli dan ditonjolkannya melalui pekerjaan dan
pengajarannya kepada orang-orang bukan Yahudi. d. Dalam pertemuan para pejabat,
Petrus mengambil inisiatif dan berbicara lebih banyak tentang kebebasan
orang-orang bukan Yahudi. “Oleh karena itu, sekarang mengapa engkau mencobai Tuhan
dengan meletakkan beban di atas tengkuk para murid yang mana tidak dapat dipikul,
baik oleh nenek moyang kita, maupun oleh kita sendiri” (Kis 11:10). Ia didukung
oleh Yakobus, yang dinyatakan secara tegas sebagai pelindung perayaan Yahudi
dari putusan yang telah di konfirmasikan dalam perjanjian lama (OT). Sebelumnya
Yakobus berpikir tentang cara menambahkan kemungkinan-kemungkinan yang layak dengan
melihat daya tanggapan perasaan orang Yahudi dalam komunitas-komunitas
campuran. Pada taraf (tahap) ini, sebagai suatu RESCRIPT yang ditunjukkan
dalam pandangan gereja, perjanjian yang memiliki jangkauan yang luan dan
penghargaan terhadap Paulus dan Barnabas secara bersama dengan menolak
lawan-lawan mereka, membuat hal itu jelas bahwa kemenangan adalah milik mereka.
Pemilihan Ydas dan Silas untuk menjadi pemikul atau pejuang atau pemegang titah
rasul dan mereka disetujui oleh banyak orang. Dalam diri Silas, Paulus menemukan
bahwa ia sebagai roh keluarga, sehingga ia memilihya, pada tempat lain Barnabas
sebagai kepala persekutuan (kelompok persahabatan) pada perjalanan misionaris
yang kedua. Perjalanan Misi Yang Kedua :
Mereka melintasi Syria dan Kilikia. Kota-kota Galatia dikabarkan juga dalam
perjalanannya. Pelarangan terjadi untuk tidak berkhotbah dengan para proconsul Asia.
Mereka pada akhirnya melewati utara ke perbatasan Betania. Di wilayah ini
mereka tidak diijinkan bahkan untuk tidak boleh masuk sehingga mereka berbelok
ke barat lagi, melewati Misia dan mencapai di pantai Troas, dimana visi surgawi
memanggil mereka untuk menuju ke Makedonia. Pada titik ini dalam narasi Kisah
Para rasul terjadi pada kita ‘menjadi bagian’ menunjukkan bahwa St. Lukas sudah
berada di pesta itu. Timotius sudah diambil di Listra. Mereka mengarah ke Eropa
di nekapolis, ujung dari jalan raya Egnatian yang terkenal dan bergegas ke
Filipi yang merupakan kota utama di bagian Makedonia. Pelayanan di sana
memiliki tiga fase yaitu:
1. Pewartaan
di tepi sungai dengan pertobatan Lydia.
2. Pengusiran
dari seorang budak perempuan dari semangat peramal diikuti oleh deraan dan
pemenjaraan para pengkotbah.
3. Konversi
penjara mereka. Kementrian Filipi sangatlah penting di sini bahwa di sebuah
koloni Romawi, Paulus pertama mendesak begitu kuat tentang kewarganegaraan
Romawinya. Perbertobat tersebut secara khusus oleh Lukas berbeda dalam
tingkatan sosial dan pendidikan religius serta menggambarkan pendapat Paulus bahwa
di dalam Kristus tidak ada orang Yahudi atau pun Yunani, hamba atau orang merdeka,
laki-laki atau perempuan. Dan rangkaian pertobatan mereka adalah simbol dari pewartaan
Injil di luar Palestina, penyebaran melalui kampung-kampung Yahudi di dunia
Yunani menuju Roma sebagai pusat peradaban. Paulus dan Silas terus
berlangkah ke arah barat sepanjang jalan
utama ke Tesalonika, ibukota Makedonia dan di sini mereka berkotbah untuk waktu
yang singkat dengan kesuksesan kecil di antara orang-orang kafir. Tetapi
permusuhan dari orang-orang Yahudi memaksa mereka untuk mengungsi ke Berea. Dan
kita menemukan Paulus untuk sesaat di Athena sedih dan sendirian. Sebelum
menempuh Korintus dalam perjalanan laut antara Roma dan E sebagai pusat kegiatan misinya saat itu ia
berdiskusi dengan para filsuf Athena untuk menunjukkan bahwa dia bisa
menggunakan bahasa dari budaya yang lebih tinggi ketika diperlukan namun
kecemasan untuk melayani semua itu juga terjadi dalam hubungan dengan paganisme,
oleh kebencian bawaan, akan adanya sesuatu yang berkaitan dengan penyembahan
berhala. Ia menghabiskan 18 bulan di Korintus, besama dengan Aquila dan Priskila
mereka membuat dan menjual tenda yang mana berarti dia mewartakan seluruh tentang
Korintus. Sebuah usaha pasti memiliki resiko yang dapat disamakan di benak
mereka dengan petualangan sosial maupun nuansa politik. Pada pertemuan dengan
oposisi dari Sinagoga, ia berubah di bawah ilham ilahi, misi Yahudi untuk kafir
sebagian besar dan salah satu yang bermanfaat bahwa: “Tuhan berfirman kepada
Paulus di dalam suatu penglihatan: jangan takut! Teruslah memberitakan firman
dan jangan diam. Sebab aku menyertai engkau dan tidak ada seorangpun yang akan
menjamah dan menganiaya engakau, sebab banyak umatKu di kota ini”(Kis 18:9-10).
Ia menulisnya di kota Akhaya terkait dengan surat 1 dan 2 Tesalonika. 704a. Perjalanan Misi Yang Ketiga Setelah
pulang kembali ke pusat di Orontes, perjalanan misi yang ketiga sudah hampir
diselesaikan. Dia melewati daerah Galatia dan Frigia dan menuju
Efesus dimana ia mengalami percekcokan di Sinagoga selama tiga bulan dan
kemudian di rumah Tyranus selama lebih dari dua tahun. Kelompok orang-orang
yang percaya perlahan-lahan mulai berkembang dan Kabar Gembira/Injil, syukur
atas perubahan-perubahan baru yang telah disebarluaskan ke lembah Likus bersama
kelompok-kelompok formasi Kristen di kota Kolose, Laodikea, dan Hieropolis.
Untuk periode inilah ditetapkan surat-surat utama---surat kepada umat di
Galatia untuk yang pertama/pembuka, karena itu ditetapkan pada perjanjian
sebelum Konsili Yerusalem, surat kepada umat di Roma untuk yang
terakhir/penutup, dan surat kepada umat di Korintus di tengah/di antaranya.
Semua surat itu kadang-kadang ditulis dengan sebuah pengecualian kepada umat di
Roma dimana sebuah risalat yang terus berlanjut secara sangat jelas dan
membedakan buah-buah/hasil permenungannya pada inti pokok persoalan pada waktu
itu yakni hubungan antara Gereja dan Sinagoga. Pada akhir pemerintahan Efesus,
keputusan Paulus dalam roh untuk melintasi daerah Makedonia dan Akhaya dan
pergi ke Yerusalem, berkata; “Setelah aku berada di sana, aku harus melihat
Roma juga” (Kis. 19:21). b. Usaha/karya
mendirikan Gereja di Efesus sudah selesai. Dari Yerusalem ke Illirikum (Rom.
15:19), dia telah sepenuhnya menyebarluaskan pewartaan Injil ke belahan dunia
barat, dan kini dia telah dipilih pada waktu ia mempersembahkan di Yerusalem
sumbangan berupa uang yang diberikan oleh jemaat-jemaat non Yahudi bagi
kekurangan/kemiskinan Gereja induk, agar mencari lahan pewartaan di wilayah
dunia barat/Eropa dimana Kristus belum dikenal. Paulus yang secara nyata telah
mengerjakan banyak hal-hal yang berguna untuk sumbangan ini demi kepentingan
orang-orang miskin Yerusalem, tidak lagi diragukan sebagai bukti konkret dari
ketekunan/kesetiaan orang-orang Kristen Non Yahudi untuk anggota-anggota yang
percaya di Yusea. Dia sedikitnya menerka bahwa kunjungannnya ke Roma akan
tertunda untuk beberapa tahun dan bahwa pada akhirnya dia akan tiba ke sana
sebagai seorang tawanan untuk naik banding kepada kaisar. Namun yang akan
terjadi ke depan itu telah tertuang ke dalam bayangannya sebelumnya. Di Efesus,
gangguan dari seorang tokoh terkenal hampir mencabut nyanwanya (Kis. 19:23-31);
di Korintus, dibuat sebuah perubahan rencana yang cukup urgen dengan mengetahui
bahwa orang-orang Yahudi telah bersekongkol untuk menentang dia (Kis. 20:3),
dan dalam perjalanan pulang dari Aegen, Roh Kudus, dari kota ke kota telah
memberi kesaksian bahwa sengsara dan penjara/perbudakan menunggu dia (Kis.
20:23).