Rabu, 20 Februari 2013

MARIA DALAM ISLAM



22
MARIA dalam ISLAM
Ada banyak referensi tentang Maria yang dapat kita temukan baik dalam Alquran maupun dalam tradisi Islam. Alquran sendiri mencatat nama Maria sebanyak 34 kali (bdk. Dalam Injil hanya 19 kali) dan tersebar mulai dari surat Al Baqarah sampai dengan surat Maryam.
Nama dan Keluarga Maria
·         Nama Maria
Alquran menyebut nama Maria sebagai “Maryam”. Ada berbagai pendapat mengenai arti nama tersebut, antara lain:
1.      Beberapa teolog Islam berpendapat bahwa nama Maryam berarti al-khadima (hamba perempuan).
2.      Sementara itu beberapa teolog lain berpendapat bahwa nama tersebut berarti al-abida (orang yang saleh).
3.      Sebagian lagi berpendapat bahwa nama tersebut berarti al-siddiga (orang yag sangat beriman).
Dari arti-arti nama dari Maryam tidaklah begitu jelas mana yang lebih tepat tidak ada yang tahu. Yang pasti Maryam adalah seorang wanita yang sangat dipandang dan dihormati dalam Islam, karena ada begitu banyak referensi dan perdebatan atau pembicaraan mengenai Maryam.

·         Keluarga
Ayah Maria bernama Imran dan ibunya bernama Hannah (Q.S.3:35-36). Kedua orang tua Maria dikenal sebagai orang yang saleh dan tekun dalam beribadat. Di dalam quran dikatakan bahwa Hannah adalah seorang wanita mandul. Keadaan ini membuatnya sangat sedih, karena pandangan waktu itu, tidak mempunyai anak adalah kutukan Tuhan. Tetapi Hannah selalu tekun dalam beribadat. Hannah bernazar, jika mempunyai anak laki-laki, ia akan menyerahkan anak tersebut bagi pelayanan suci di baitul Magdis (Q.S.3:35).
Tuhan mendegarkan jeritan hati Hannah, maka mengandunglah Hannah dan melahirkan seorang bayi. Tetapi Hannah tidak dapat melaksanakan nazarnya, karena bayi yang ia lahirkan itu perempuan. Namun demikian Hannah tetap bersyukur kepada Allah atas karunia-Nya yang amat besar itu. Hannah memberi nama bayi perempuan itu Maryam. Hannah berdoa memohon kepada Tuhan, agar putrinya itu dijauhkan dari segala godaan setan. (Q.S.3:36).
Maria tetap Perawan
            Menurut tradisi Tabari, Maria dibesarkan di Baitul Magnis sampai berumur 12 tahun, usia akli balig. Menurut kebiasaan setempat, seorang gadis yang sudah mencapai usia akli balig, harus segera menikah atau dinikahkan. Tetapi Alquran maupun Tradisi, tidak menunjukkan alusi pernikahan Maria. Kaum muslim sendiri yakin bahwa Maria tidak prnah menikah dan senantiasa perawan.
            Pandangan kaum uslim ini sangat unik, karena kaum Muslim sendiri tidak menghormati seorang wanita yang tidak menikah. Tetapi keperawanan Maria ini mempunyai arti yang sangat istimewa bagi mereka. Kaum Muslim sendiri tidak menganggap rendah keperawanan Maria; sebaliknya mereka sangat mnghormati keperawanannya. Bahkn kaum Muslim sendiri memandang Maria sebagai wanita yang sangat mulia, karena Allah sendirilah yang memilih, menyucikan, dan melebihkan Maria atas semua wanita di dunia ini (Q.S.3:42).
Maria Menerima Kabar Gembira
            Pada suatu ketika malaikat Jibril (Gabriel) diutus Allah untuk menyampaikan kabar gembira kepada Maria bahwa Allah akan mengaruniakan seorang putra kepadanya. “Hai Maryam, sesungguhnya Tuhan menyampaikan berita gembira dengan sebuah kata ‘Kata Cipta’ dari pada-Nya, nama-Nya Al Masih Isa bin Maryam, orang terhormat di dunia dan di akhirat, termasuk orang-orang yang dekat kepada Allah” (Q.S.3:45).
            Tetapi ketika menjumpai Maria, malaikat Gabriel itu menyerupai seorang pemuda yang datang tiba-tiba, sehingga Maria mengira bahwa pemuda itu akan berbuat tidak senonoh terhadap dirinya, “Sunggah aku berlindung kepada Tuhan Yang Maha Pengasih, janganlah aku diganggu, jikalau engkau seorang  yang takwa.” Malaikat Gabriel segera menjawab bahwa dirinya bukanlah seorang pemuda yang nakal seperti yang dikira Maria, “Sesungguhnya, aku ini utusan Tuhanmu, untuk member seorang putera yang suci” (Q.S.19:19). Kemudian Malaikat Gabriel meyakinkan keraguan Maria seraya berkata, “Begitulah halnya, sesuai dengan firman Tuhanmu, itu perkara mudah bagi-Ku! Dan akan Kami jadikan bukti terhadap manusia atas kekuasaan Kami dan sekaligus sebagai rahmat pula dari Kami” (Q.S.19:21).
Kelahiran Yesus
            Dalam Alquran tidak dikatakan jawaban Maria seperti dalam Injil (bdk. Luk 1:38). Tetapi rupanya Allah langsung bertindak terhadap diri Maria – melalui perantaraan malaikat Gabriel – dengan jalan meniupkan Roh-Nya ke dalam rahim Maria (Q.S.21:91). Seketika itu juga mengandunglah Maria, mengandung seorang putera karena Roh Allah. Tetapi kehamilannya ini tidak membuat Maria gembira, melainkan justru sedih, karena dia belum bersuami. Maria sangat malu kalau para kerabatnya mengetahui kehamilannya. Oleh karena itu dia lebih banyak mengurung diri di tempat terpencil. Sementara itu usia kehamilannya semakin membesar.
            Ketika tiba saatnya untuk melahirkan, Maria merasa kesakitan yang luar biasa. Maka Maria segera bersandar pada pangkal sebuah pohon kurma dan membayangkan bahwa lebih baik mati saja daripada harus menanggung malu dan menjadi buah bibir masyarakat. (Q.S.19:23). Tetapi sekonyong-konyong datanglah malaikat Gabriel untuk menghibur Maria agar jangan takut dan bersedih hati (Q.S. 19:24). Sekali lagi malaikat Gabriel menguatkan hati Maria agar tabah menerima kehamilannya itu, karena semua itu adalah karya Allah. Biarlah Allah sendiri yang membungkam para pencemooh (Q.S.19:26). Selanjutnya Alquran tidak mengatakan apa-apa tentang dimana dan bagaimana Maria melahirkan Yesus.
Jembatan Dialog
·         Persamaan Pandangan
Sangat menarik untuk dicatat bahwa Maria sejak kandungan ibunya sudah menjadi pilihan Allah. Memang kehadiran Maria adalah kehendak Allah sendiri sesuai dengan permohonan Hanah yang mandul itu. Allah telah memilih dan menyucikan Maria serta mengangkatnya  menjadi wanita yang termulia di antara semua wanita di seluruh muka bumi ini. Demikian juga dalam iman Katolik. Walaupun tidak tercatat dalam berita Injil, tetapi toh Tradisi Katolik telah mencatat Maria sebagai pribadi yang dikehendaki dan dipilih Allah sejak dalam kandungan ibunya serta dibebaskan dari “catat dosa.” Maka tidak mengherankan kalau dari Tradisi inilah yang melahirkan dogma tentang  Maria dikandung tanpa noda.

Alquran juga mencatat campur tangan Allah dalam peristiwa agung kelahiran Isa Al Masih atas diri Perawan Maria. Mula-mula Maria sangat terkejut dan ragu-ragu atas kebenaran kabar gembira dari malaikat Gabriel. Tetapi akhirnya Maria menerima rencana agung Allah itu. Maka mengandunglah Maria dari Roh Allah. Injil pun mencatat berita yang sama, walaupun versi ceritanya agak berbeda dengan Alquran. Tetapi yang jelas, Allah ingin melaksanakan karya penyelamatan-Nya lewat diri Perawan Maria. Maka Maria mau menerima kabar gembira dari malaikat Gabriel dan mengandung dari Roh Kudus.

Maria adalah seorang wanita yang mempunyai iman sempurna. Hal ini ditunjukkan oleh Alquran sebagai seorang wanita yang tekun dalam beribadat. Demikian juga dalam pandangan umat Katolik yang memandang Maria sebagai teladan orang beriman. “Fiat” Maria merupakan ‘saat yang menentukan’ bagi terwujudnya rencana karya penyelamatan Allah: “Terjadilah padaku menurut perkataanmu” (Luk 1:38).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar