Manusia adalah citra Allah. Karena itu bagaimana mungkin ia lemah, berdosa
dan bahkan menyangkal Allah. Kenyataan bahwa manusia adalah citra Allah tidak
berarti bahwa manusia adalah Allah, memiliki Allah sepenuhnya. Kita dipanggil
dan mendapat curahan rahmat untujk mengambil bagian dalam hidup Allah. Namun
perwujudan panggilan itu hanya bisa terjadi sejauh manusia semakin membangun
relasi erat dengan Allah, membangun hidup yang tak terpisah dari-Nya.
Citra kita sebagai
realitas penciptaan bukalah relasi identitas sejajar, tetapi relasi
ketergantungan. Ketergantungan itu diletakkan dalam prinsip kebebasan sehingga
ruang kehendak untuk menetukan dirinya sendiri sanagat besar. Kita bisa
bertumbuh sehingga semakin terbuka dan bersedia untuk sepenuhnya dibentuk dan
didengarkan oleh Allah, jika kita menggunakan ruang kebebasan yang diberikan
Allah untuk bergerah hanya menuju kepada-Nya. Tapi bisa terjadi sebaliknya:
kebebasan dipakai untuk semakin menjauh dari Allah dan membentuk otonomi dan
otoritas yang lebih berpusat pada dirinya sendiri. Kerena itu kedwasan manusia
sangat berpengaruh di sini. Kedewasan manusia berarti sepenuhnya menggunkan
rahmat kebebsan yang diterima dari Pencipta ketika kita dipanggil untuk
membentuk diri sepenuhnya sesuai dengan gambar dan rupa Allah. Rahmat ini
mendapt perwujudan dengan sepenunya mengarahkan seluruh diri pribadi dengan semangat
kasih mempelai, pasa Kristus.
Darimana datangnya dosa?
Ketika kita menapaki refleksi akan tempat kita dalam misteri penciptaan dan
juga ketika kita melihat keberdosaan dan peristiwa kejahatan dalam ruang
kehidupan kita, pertanyaan ini sering muncul. Jawabannya adalah bahwa manusia
sejak awal sejarah keberadannya teleh mencemari kebebasan yang diberikan Tuhan
kepadanya dan mencari tujuan sendiri yang terpisah darinya. Manusia
mengalienasikan diri ketika dia menolak untuk mentransendensikan dirinya dan menghudupi
pengalaman pemberian diri serta pembentukan komuitas manusiawi yang otentik
yang terarah pada tujuan akhir hidupnya, yaotu Allah.
Dengan demikian
dosa membuahkan keterasingan karena dengan dosa seseorang terasing dan terpisa
dri allah, dari dirinya sendiri dan juga dari sesama dan dunia.. Dengan
demikian dosa itu terjadi/ datang ketika mansuia mengagungkan kebebasannya
dengan menjauhkan diri dari sumber kebebasa, membangun tujuan hidup dari dan
untuk dirinya sendiri, bukan pada sumber serta muara hidup sejati, allah
sendiri. Dengan semikian kejahatan dosa berawal dari kehendak dalam diri
manusia............ kebebasan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar